Aneka Bubur Susu (MPASI 6 bulan...)
Life is not about destination but it is a journey
ANEKA BUBUR (basic MPASI)
Friday, December 19, 2008
Posted by AbundNaishaMaliq at 2:51 PM 0 comments
Labels: cerita bunda, MPASI
Qurban pertamaku
Thursday, December 18, 2008
Nah siangnya baru deh Naisha diajakin ayah untuk lihat acara potong Qurban..wah .. ternyata sapinya besar ya… Mooooo…moooo….Naisha jadi pengen naik nih ke punggung sapi… hehehe..
Geli juga…. Untung sapinya gak marah dinaikkin Naisha khan Naisha berat.. kikikiikkkkk… tapi kasian deh liat sapinya…
Naisha
Posted by AbundNaishaMaliq at 11:44 AM 0 comments
Labels: Click with Naisha
My First MPASI
Wednesday, December 17, 2008
So it's time to eat ....setelah mandi trus Naisha didudukin di car seat yang sekrang malah lebih berfungsi sebagai meal seat hehe...ternyata Bunda buatin Naisha Bubur teoung beras merah + ASI.. the taste..?? hmm bit different with ASI but look s good... dan Alhamdulilah Naisha bisa makan dan menghasbiskannya .. Anak AyahBunda emang hebat dehhhh.... eh ya Naisha juga dibeliin perangkat makan yang lutju lutju ama Bunda,, heheh... Ma acihh ya Bun,,,,
jakarta 17dec'08
Posted by AbundNaishaMaliq at 11:36 AM 0 comments
Labels: cerita bunda, MPASI
MPASI
Posted by AbundNaishaMaliq at 11:22 AM 0 comments
Labels: cerita bunda, MPASI
Indonesia dan ASI
ASI (Air Susu Ibu), tak terbantahkan lagi merupakan makanan bayi yang terbaik. ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat.
Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004.
Sayangnya, walaupun pemerintah telah menghimbau pemberian ASI ekslusif, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9 dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002.
Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian susu formula disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang di tempat kerja untuk menyusui atau memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas kesehatan.
Aturan Pemerintah, sudah mendukungkah?
Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan peratuan yang bisa mendukung agar Ibu Indonesia bisa terus memberikan ASI kepada buah hatinya. Bahkan, hak menyusui untuk wanita pekerja telah dijamin oleh Pasal 83 Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Dalam pasal tersebut, jelas dinyatakan bahwa pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Yang dimaksud dengan kesempatan yang patut disini adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyusui bayinya, serta ketersediaan tempat yang sesuai untuk melakukan kegiatan tersebut.
Menyusui disini pun harus kita artikan secara luas, yaitu baik menyusui secara langsung maupun tidak langsung (dengan memerah). Namun, sayangnya peraturan tersebut tidak disertai dengan sanksi yang memadai bagi perusahaan yang melanggarnya, dan karenanya hingga saat ini belum masih banyak pekerja perempuan yang tidak dapat melaksanakan haknya untuk memberikan ASI selama ia berada dalam jam kerja.
Rendahnya tingkat pemberian ASI di Indonesia juga disebabkan oleh pemasaran agresif perusahaan pembuat susu formula. Sebenarnya, peraturan tentang pemasaran pengganti ASI di Indonesia bukannya tidak ada. Pada tahun 1981, Indonesia telah meratifikasi Kode Internasional tentang Pemasaran Pengganti ASI yang dikeluarkan oleh WHO, dan pada tahun 1997, isi sebagian dari kode tersebut telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 237/KEPMENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu (�Kepmenkes 237�).
- Pemasaran susu formula bayi (untuk bayi baru lahir hingga berumur 4-6 bulan), susu formula lanjutan (bayi berumur 6-12 bulan), makanan pendamping ASI dan perlengkapan bagi penggunaan pengganti ASI yang meliputi botol dan dot.
- Ketentuan-ketentuan pencantuman label pada susu formula bayi dan susu formula lanjutan dan makanan pendamping ASI
- Larangan mengiklankan susu formula selain dalam media ilmu kesehatan yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan
- Larangan penggunakan sarana kesehatan untuk kegiatan promosi susu formula
- Larangan sarana pelayanan kesehatan menerima sampel atau sumbangan susu formula untuk keperluan rutin atau penelitian
- Larangan sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan untuk meminta maupun menerima pemberian apapun dari produsen susu formula yang memberi peluang promosi susu formula
- Larangan produsen susu formula untuk memberikan sampel gratis kepada sarana pelayanan kesehatan dan wanita hamil atau ibu yang melahirkan
- Larangan bagi produsen susu formula untuk menawarkan atau menjual langsung ke rumah-rumah, memberikan potongan harga atau hadiah atas pembelian produk susu formula, menggunakan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang pengganti ASI kepada masyarakat
- Larangan karyawan produsen susu formula memakai pakaian atau identitas lainnya yang menyerupai dokter, bidan, perawat atau petugas sarana pelayanan kesehatan.
Walaupun telah ada peraturan tentang pemasaran pengganti ASI untuk bayi dibawah 1 tahun berdasarkan Kepmenkes 237 ini, namun dikarenakan tidak efektifnya pengawasan atas pelaksanaan peraturan ini serta sanksi yang tidak maksimal, pelanggaran atas peraturan ini pun terjadi di mana-mana. Banyak sekali kita jumpai rumah sakit-rumah sakit yang menjadi sarana promosi susu formula, sampel gratis dibagikan dimana-mana dan pelanggaran-pelanggaran lainnya.
Selain itu, dikarenakan bentuknya yang berupa keputusan menteri yang berada dalam tingkat yang rendah dalam hirarki perundangan, peraturan ini menjadi kurang mengikat dan tidak ada sanksi yang maksimal yang dapat diberikan atas pelanggaran yang terjadi.
Hingga saat ini pun Indonesia belum mempunyai peraturan tentang promosi susu formula untuk anak berumur di atas 1 tahun. Kode WHO yang telah diratifikasi pada tahun 1981, hingga saat ini belum dituangkan dalam bentuk undang-undang, padahal cakupan Kode WHO lebih luas karena mengatur juga promosi susu formula bagi anak di atas 1 tahun.
Tidak adanya peraturan mengenai pemasaran susu formula bagi anak di atas 1 tahun ini, Indonesia menjadi lahan subur promosi besar-besaran susu formula. Berbagai iklan susu formula dapat kita jumpai di berbagai media, baik cetak maupun elektronik, dan parahnya, banyak dari iklan-iklan tersebut yang memberi infomasi yang menyesatkan tentang pemberian makan bagi anak, hingga banyak ibu yang tergoda untuk memberikan susu formula dibanding memberi ASI karena berpikir susu formula lebih bergizi dibanding ASI.
Beberapa tahun lalu, Pemerintah sempat membuat Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pemasaran Pengganti ASI, namun hingga saat ini pembahasan akan RPP ini terhenti dan tidak diketahui lagi bagaimana nasib RPP ini.
Untuk itu, mengingat lemahnya perlindungan bagi pemberian ASI di Indonesia, sudah seharusnyalah konsumen yang menjadi tameng praktek promosi susu formula yang tidak etis. Konsumen harus bisa menentukan apa yang baik dan buruk, serta informasi apa yang tidak seharusnya diberikan oleh produsen susu formula.
AIMI, sebagai organisasi beranggotakan ibu-ibu peduli ASI tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilaksanakan untuk mengedukasi para konsumen agar tidak menjadi korban praktek tidak etis promosi susu formula, berbagai upaya tersebut adalah:
Mengedukasi masyarakat tentang hak-hak ibu menyusui dan bentuk-bentuk pelanggaran praktek promosi susu formula, ini biasanya disampaikan dalam setiap acara yang diselenggarakan oleh AIMI maupun dalam program AIMI goes to office, yaitu program yang diselenggarakan oleh AIMI dimana AIMI memberikan sharing tentang ASI di kantor-kantor yang mengundang, dan dilakukan pada jam kantor- AIMI juga mempunyai divisi Advokasi yang senantiasa memantau setiap iklan-iklan maupun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan susu formula, dan bila dirasa kegiatan tersebut bertentangan dengan kode WHO, maka AIMI mengirimkan surat teguran kepada produsen susu formula yang bersangkutan
- AIMI juga sejak awal tahun 2007 telah menghimbau masyarakat untuk melaporkan setiap dugaan pelanggaran promosi susu formula melalui e-mail ke lapor@aimi-asi.org
- AIMI juga turut aktif dalam ASI Joint Force yang berupa gerakan lembaga-lembaga peduli ASI untuk mendorong pemerintah kembali melanjutkan proses pembahasan RPP Pemasaran Pengganti ASI, sehingga perlindungan bagi kegiatan menyusui yang lebih luas dapat segera diwujudkan.
Tentunya, selain dukungan yang dapat AIMI berikan, dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi penentu keberhasilan pemberian ASI. Untuk itu AIMI menyerukan agar dukungan kepada ibu menyusui diberikan oleh berbagai pihak, diantaranya:
Suami: Menyusui adalah kegiatan 3 pihak: ibu, bapak dan anak. Keberhasilan ibu menyusui adalah juga keberhasilan ayah, kegagalan menyusui juga merupakan kegagalan ayah. Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri ketika sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang dalam masa pemberian ASI kepada sang buah hati.
Keluarga: melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
Tenaga kesehatan: tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.
Lingkungan kerja/kantor: menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan selama waktu kerja.
Sesama ibu menyusui: saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
Pemerintah: senantiasa mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat, memperbaiki dan melengkapi perangkat yang mendukung kegiatan menyusui dan pemberian ASI, menindak dengan tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia.
Sekali lagi, ASI adalah yang terbaik, jadi mari kita lakukan juga yang terbaik untuk mendukung pemberian ASI di Indonesia.
(Ditulis oleh Amanda Tasya, Ketua Divisi Advokasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, ibu dari seorang putri berusia 3 tahun.)
Sumber:
Posted by AbundNaishaMaliq at 11:14 AM 0 comments
Labels: ASI + ASIP, Inspirasiku
Naisha sakit
Wednesday, December 10, 2008
Di Klinik ketemu sama dokter Anto.. dan setelah cerita segala macam gejalanya, trus dr Anto meriksa Naisha.. hmm… baur kali ini liat dia nangsissssssss….tereak.. padahal dia kalo disuntik aja gak pernah nangis.. heheh.. kata dr Anto tenaganya mantap…hehe..dada Naisha diperiksa trus telinganya, trus mulutnya..dari hasil observasi Alhamdulilah ternyata gak papa.. kemungkinan naisha terkena Bronchiolitis akibat Virus.. bener gak sih bahasanya..?? jadi kaya ada penyumbatan saluran pernafasa karena lender gitu.. treatmentnya sih gak ada yang spesifik.. berhubung akibat virus yang arting bisa self healing .. jadi kalo panas ajah baru nanti dikompres or dimandiin trus kasih paracetamol jangan lupa dikasi makanan bergizi dan asupan cairan yang banyak..gitu ajah
Mudah2an Naisha cepat sembuh ya .. Bunda gak tega liat Naisha sakit
Sayangku Maafkan Bunda ya.. hari ini harus ngantor...
Love you
Bunda
Posted by AbundNaishaMaliq at 12:14 PM 0 comments
Labels: cerita bunda
Idul Adha di Bandung
Pagi2 banget Bunda dah bangun n nyiapin semua keperluan Naisha , ayah selama di Bandung tar.. pokoknya banyaak banget daaahhhh.. ampe box baju Naisha dibawa heheh..
Gak lama ada Nenek Lis dateng dia mo ngikut pulang ke bandung… trus pas semua dah ready.. nah Bunda Ayah nganterin Bide ke terminal jatibening buat nungguin bis ke Tasik.. Naisha sih bobo ajah di mobil. Pas nyampe terminal2an…ternyata sampe nunggu dibawah terik matahari, puanaaaassss mak nyusss plusss asep rokok dan knalpot.. tuh bis gak nongol-nongol…akhirnya Ayah bilang dah anterin ke Kampung rambutan. Jadi kita balik lagi ke rumah … nyampe sana BiAs dah dijemput ma pacarnya.. duhhh ribetnya yah, Bun…susahnya punya assistant masih muda… pas sekitar jam 2an ahirnya kit berangkat. BiAs dah berangkat duluan… trus Naisha , AyahBunda, Nene Lis dan Bide meluncur menuju bandung. Sementara Amang dan Om, masih kuliah jadi berangkatnya malem…
Nyampe Padalarang sekitar pukul 3an.. tapi ternyata lalulintas cukup padat dan hujan pula. Di km 125 ada kecelakaan jadinya macet n stuck dehhhhh…hujannya tambah deras.. kita nyampe di Tol Moh Toha ampir jam 4an. Bulak balik deh nyariin mobil untuk ke Tasik dan finally Bide bisa pulang walopun dempet2an
Akhirnya Naisha nyampe rumah Nini sekitar jam 5an .. huiihh senangnya.. tapi dingin.. jadi flu dan batuk Naisha tambah parah deh..
Minggu 7 Desember 2008
Pagi pagi Naisha dibangunin ma Om Kaka dan Om Adik.. mereka mau ngajakin maen Naisha.. tapi idung Naisha masih meler nehhh..mandinya dingin banget dehh.. kali ini yang mandiin Nini.. abis mandi Naisha trus maem dan makan sama Om kecil2..
Trus liatin ikan dan burung peliharaannya Aki.. wah banyak burung kenari lho.. trus ada ikan mas.. ada kura kura juga.. lho.. hhe.. jadi pengen nyemplung deh,..
Abis tuh Naisha dibawa maen ma Nini Leni.. eh ya dapet hadiah topi Lady Di dari Nini leni.. lutju lhooo…
Rencananya hari ini Naisha mo ke Lavie.. tapi ayah abis dipijetnya kesorean sihh… jadi baru berangkat pas jam 5an.. hikksss. Baru ¼ jalan mobil ayah mogok.. gara2 akinya mati.. alhasil.. Ayah telpon aki minta bantuan.. Akhirnya Aki dan Amang datang deh.. dan mobil nyala dan … Naisha pulang.. hikss.. “-(
Malemnya Naisha kebangun trus dan nangis.. ternyata flu dan batuknya tambah parah… duuuhh Na… maapin bunda yaaaa…..
8 Desember 2008
Hari ini tepat usia Naisha 7 bulan .. Alhamdulilah.. hari ini juga Idul Adha .. jadi pagi2 naisha dibangunin Bunda buat ikutan Sholat Ied.. badan Naisha agak sedikit deman, idung meler dan batuk…setelah mandi dan pake baju muslim yang dikasi Nini, akhirnya kita semua berangkat ke lapangan upss. Maksudnya jalanan untuk sholat.. hmm Naisha agak rewel mungkin karena gak enak badan yaa.. tapi Naisha masih sempet lho numpangin badanya sapi yang mo disembelih. Alhamdulilah tahun ini Naisha dah mulai berqurban,, hmm hitung2 hadiah ulang bulan dari Bunda deh.. ayahbunda juga ikutan berqurban, kalo ayah sih potong kambingnya di bojong heheh…
Menjelang sore badan Naisha makin gak enak.. sering muntah pula.. tapi naisha emang bandel ya.. biarpun dah muntah eh masih cengar cengir.. gpp kok.. justru sehat kalo muntah.. bahkan sempet juga suhu Naisha nyampe 38.5. dan bunda kasih paracetamol ajah.eh malah di muntahin… tapi abis tuh seger lagi deh Naisha..
Menjelang pulang ke Jakarta, badan Naisha hangat lagi batuknya tambah parah dan pileknya juga.. wah .. bikin panic neh. Secara besoknya Bunda dah harus ngantor lagi.. yang paling panic liat Naisha sakit, ya Aki Nini soale mereka bingung liat ayah Bunda gak ngasih obat apapun eh malahan Naisha disuruh mandi aer anget pula,..Lepas Isya akhirnya rombongan sirkus pulang deh ke Jatibening tercintah .. dan Naisha masih tetep panas.. alhasil besoknya Bunda gak ngantor dehhh.. heheheheh..
Posted by AbundNaishaMaliq at 12:12 PM 0 comments
Labels: cerita bunda, jalan jalan
ASIP's ware
Tuesday, December 2, 2008
7. Blue Ice
Posted by AbundNaishaMaliq at 1:37 PM 0 comments
Labels: ASI + ASIP